GUNUNGKIDUL-igtv.vision | Tanggal 27 Mei 2023, Gunungkidul merayakan Hari Jadi ke-192. Dua abad kurang sewindu. Di Pusat kota kabupaten digelar Dhaksinaga Carnaval / Carnival.
Terkait carnaval, termasuk pawai, parade, bagi pihak yang tidak mengikuti perkembangan kosa-kata tentu bertanya-tanya.
Padahal istilah tersebut sebatas diksi alias pilihan kata. Maknanya tidak jauh-jauh amat.
Carnaval, menurut Wikipedia awal mula adalah pesta besar atau pameran pesta di benua Eropa dan Amerika.
Terutama Amerika bagian selatan. Untuk menyambut masa Pra Paskah perayaan umat Kristen. Mulainya Minggu sebelum Rabu Abu.
Secara etimologis Carnaval berasal dari bahasa Latin ‘carne’ yang maknanya daging. .
Carnival, masih menurut Wikipedia semaka dengan carnaval.
Kemudian prade atau juga dikenal dengan pawai merupakan iring-iringan sekelompok orang. Biasanya c dilakukan di jalan raya.
Secara umum pawai dilakukan dengan menggunakan kostum warna-warni. Untuk upacara tertentu, biasanya disertai iring-iringan drum band.
Melalui Dinas Kebudayaan, saat memperingati hari ulang tahun ke 192, Pemda Gunungkidul memilih konsep Dhaksinarga Carnival.
Purnawan, Widayatno, S.Sn, Kepala Seksi Pemeliharaan Seni Dinas Kebudayaan Gunungkidul menyatakan, Carnival yang berlangsung 27 Mei 2023 berbeda dengan tahun sebelumnya.
Carnival 2023 dilaksanakan malam hari dimulai pukul 18.00 WIB hingga selesai. Biaya tidak tanggung-tanggung, hampir menghabiskan 1 miliar rupiah kurang 200 juta.
Rombongan tim yang ikut menyemarakkan Dhaksinarga Carnival antara lain dari Kabupaten Temanggung, Banyuwangi, Pacitan, Bali, Ponorogo, Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Yogyakarta..
Dhaksinarga Karnival dimeriahkan oleh 20 tim. Sepuluh tim perwakilan SMA dan SMK Gunungkidul. Sepuluh tim dari 9 kontingen luar daerah dan 1 tim dari Akademi Angkatan Udara Yogyakarta.
Agenda lain, digelar fashion show batik karya desainer lokal di area pesisir selatan.
Agenda besar yang digelar, ujar Agus Hartadi, Ketua Panitia Hari Jadi, bertajuk Batik on The Beach.
Menurut Agus Hartadi, pantai dipilih sebagai lokasi peragaan busana karena destinasi itu merupakan salah satu magnet pariwisata. Dia ingin batik GunungkIdul diminati wisatawan.
Lain halnya dengan Agus Mantra Kadis Kebudayaan sekaligus wakil Ketua Panita Hari Jadi Gunungkidul.
Agus Mantara berpegang pada pesan Bupati. Dia diminta agar rangkaian kegiatan tahu 2023 dibuat lain dari yang lain.
Di samping gamelan ditabuh di 144 Desa, dalam agenda ulang tahun ke-192, perlu ditonjolkan aneka budaya asli Gunungkidul.
(Bambang Wahyu)